Posts tagged ‘hidup di ABu Dhabi’

Update 12/09/14: Perkumpulan Ibu-ibu Indonesia di Abu Dhabi


12/09/12

Banyak yang bertanya, “Ada nggak sih perkumpulan ibu-ibu Indonesia di Abu Dhabi?”, “Bagaimana cara gabungnya?” dst… Jadi sekalian saja saya buat postingan berikut 🙂

Ada, perkumpulan ibu-ibu Indonesia di Abu Dhabi, misalkan Pengajian Rabiul Khair bagi yang muslim, atau pertemuan mingguan bagi yang kristiani. Nah, berhubung jumlah penduduk baru di Abud saat ini bertambah dengan pesat sementara pengajian itu biasanya diadakan bergantian seminggu sekali dari rumah ke rumah, maka MOHON MAAF untuk saat ini Pengajian RK tertutup untuk member baru 😦

Harap maklum, pengajian di sana diadakan secara sembunyi-sembunyi. Hanya pengajian yang memiliki ijin yang sudah disetujui pemerintah yang boleh diadakan. Mereka memang ketat sekali soal masalah ini, mengingat arab spring sedang marah di jazirah Arab. Saat saya di sana, jamaah rutin hadir di pengajian paling 50an orang, tidak terlalu mencolok. Paling banyak 70 orang. Namun saat ini, jamaah yang rutin hadir sudah mencapai sekitar 80an orang. Kalau sedang ramai, bisa 100an orang lebih. Bayangkan ada seratusan orang berbondong-bondong berkunjung ke satu unit apartemen saja, kira-kira bakal membuat sekuriti curiga dan menelpon pihak berwajib, nggak tuh 😀 Jadi pengajian yang diadakan di rumah/apartemen hanya khusus untuk member lama saja.

Tapiii.. Kabar baiknya, karena banyaknya jamaah, maka KBRI memfasilitasi pengajian ini supaya ibu-ibu penduduk baru pun dapat bergabung, setiap SELASA minggu ke-2 dan ke-4 pukul 10 – 1pm bertempat di KBRI.

Adalagi pengajian rutin bulanan untuk keluarga yang diadakan KMMI, waktu dan tempat diumumkan di milis KMMI. Bisa cek webnya http://www.kmmiauh.com

Untuk anak-anak, ada TPA setiap minggunya, diadakan di KBRI pada hari Kamis pukul 5-7pm.

Untuk kelas belajar mengaji Al-Qur’an indah dan tajwid, ada kelas tahsin untuk ibu-ibu setiap minggunya yang diadakan setiap hari Rabu bergantian di rumah/apartemen jamaah. Untuk pengajian ini masih terbuka untuk member baru karena jumlah jamaah belum banyak 🙂

Untuk acara-acara yang diadakan KBRI seperti bazaar, perayaan hari nasional, dll, bisa join facebooknya DWP KBRI Abu Dhabi.

Demikian sekilas info, semoga penduduk baru tidak bingung harus kemana jika ingin bertemu dengan teman-teman dari Indonesia 🙂

Abu Dhabi, After One Year


13/09/13

Ternyata Abu Dhabi nganenin juga.

Apa sih yang dikangenin?
• Dapurku yang luas *sekarang dapurnya kecil sih 😀
• Jalanan yang luas, lalu lintas lancar dan tidak becek *karena langka hujan
• Sekolah internasional yang ada pelajaran agama dan bahasa Arab *di sini langka, kecuali sekolah internasional lokal
• AD kota kecil, kemana-mana dekat saja
• Tax free! Barang branded lebih murah *utensils dapur, elektronik, mending beli di AD
• Di middle-east nggak ada serangga
• Internet cepat 100Mbps unlimited
• Homecenter! Thinkkitchen! Lakeland! Tavola! *kecuali Ikea, di sini ga ada store selengkap Homecenter yang jual “isi rumah” dengan lengkap, mulai dari furnitur, lampu, bantal, handuk sampai sendok
• Taksi yang bagus, tinggal tunjuk mau Camry terbaru atau Altima *taksi di KL mobilnya butut-butut, yang bagusan dikit jadi taksi eksekutif + mehil
• Winter yang sebentar lagi menjelang *kangen pake coat dan boots *halah
• Belum puas belanja abaya! *super lebay
• Teman-temanku yang baik hati… Miss you, gals :3

Jelas-jelas tidak dikangenin:
• Temperatur super duper hot 47˚C dan semriwing angin panas bak di oven
• Sayur-mayur dan buah-buahan yang kurang bervariasi
• Kurang tempat wisata, jadi kadang bosenin.. *bandingkan sama tanah air tertjinta; wisata gunung, laut, sungai, danau, hutan semua adaa..
• Foodcourt yang isinya junkfood *bandingkan sama Food Republic-nya Pavilion
• Susah cari bahan masakan Indonesia *ada tokonya tapi langka barangnya, berhubung yang beli rebutan

Verdict: Yay for living in Emirates.

Nanti lanjut lagi..

Living in Emirates: Yay or Nay?


01/03/13

Untuk bisa tinggal di luar negeri syaratnya adalah bisa meningggalkan kemanjaan selama tinggal di negara asal. Maklum, di Jakarta kita (saya maksudnya) biasa dimanja dengan adanya asisten rumah tangga, baby sitter, keluarga yang siap membantu kapan pun kita butuhkan, juga tetangga yang ramah dan baik. Belum lagi mereka yang masih tinggal bersama orang tua atau mertua. Kemanjaan tiada tara, karena semua sudah tersedia. Di sini? Siap-siap semua dikerjakan sendiri. Bahkan kalau kepingin Mie Aceh pun harus siap cari resep dan bikin sendiri karena di sini tidak ada yang jual 😀

Ya sebenarnya nggak terlalu horor begitu juga sih, asalkan siap modalnya. Bisa ambil asisten rumah tangga, jika ambil ke PJKI total jenderal biayanya berkisar antara 17,000 hingga 20,000 DHS. Atau lebih sederhana, panggi asisten paruh waktu, biaya lebih murah 25 DHS per-jam. Biasanya kita pakai jasa mereka minimal 4 jam. Jadi 250ribu rupiah sekali dibantu 4 jam saja. Oya, jangan terlalu sering mengkurskan pengeluaran di sini atau nanti keder sendiri.

Bagaimana dengan hidup UAE? Secara keseluruhan buat saya cukup menyenangkan dan tidak ada masalah. Tiap minggu ada pengajian fiqih untuk ibu-ibu Indonesia, kelas tahsin Qur’an dan katering menu Indonesia. KBRI sendiri sering mengadakan kegiatan, seperti kelas gamelan, arisan, pengajian rutin tiap minggu, kelas masak atau kelas hijab. Pokoknya kalau mau sibuk terus atau shopping terus, bisa. Teman-teman pun semuanya baik-baik, banyak yang iseng dan serius berjualan barang-barang asal tanah air, jadi jangan khawatir bakal kangen keripik sanjay atau kecap Bango, nanti ada saja yang balik mudik membawa berbagai macam barang yang boleh kita beli. Beberapa kelebihan tinggal di UAE di antaranya:

1. Tidak macet.
Sesuatu banget! Rasanya mau balik ke Jakarta lagi jadi stres. Beneran.

2. Tingkat kriminalitas rendah
Bukan berarti tidak ada ya, tapi di sini lumayan aman. Walaupun demikian, tinggal di negara orang jangan terlalu nekat lah. Tetap pertimbangkan keamanan. Waktu itu pernah saya gendong anak dengan posisi tas terbuka dan disampir ke belakang, berdiri di kerumunan padat selama 10 menitan alhamdulillaaah barang nggak ada yang hilang. Makanya jangan heran di sini jika pergi ke supermarket melihat pemandangan ibu-ibu meninggalkan tasnya terbuka di troli sementara orangnya sibuk memilih belanjaan itu sudah biasa.

3. Tidak seketat tinggal di KSA
Wanita bisa berpergian sendiri dan nyetir mobil sendiri. Penting ini, terutama jika rumahnya di luar kota.

4. Situs porno diblokir
Tenaaang rasanya membiarkan anak-anak surfing internet tanpa pengawasan. Nggak bakal kepleset lihat situs porno karena diblokir pemerintah.

5. Big City Factor
Kotanya lumayan teratur, jalanan besar, bersih, teratur.

5. Dubai Factor
Kalau sedang musim sale… Jangan ditanya.

6. Mau umrah dekat dan murah
Ada agen umrah Indonesia yang mengadakan perjalanan ibadah ke tanah suci selama seminggu, biayanya sekitar 3000 DHS. Berangkat sendiri juga bisa, booking hotel dan pesawat sendiri, sedang visa umrah diurus sendiri (lupa nama tempatnya) biayana sekitar 200 DHS klo tidak salah.

7. Tax-free Factor
This factor make the UAE as one of the top expat’s destination. Tau sendiri besaran pajak yang minta ampun jumlah persennya. Siapa yang bisa menolak kalau penghasilannya dibebaskan dari pajak?

8. Traveling Factor
Wisata ke negara-negara jazirah Arab lebih dekat (yaiyalaaah) sebut saja Blue Mosque di Turki, Petra di Jordania, piramid di Mesir, Maroko, Oman dan lain-lain.

Kekurangannya:

1. Double up!
Semua di sini mahal. Kalau pulang ke Indonesia lalu harga-harga kita kurskan ke dalam dirham, berasa deh kalau di tanah air itu semua muraaah 🙂

2. Jauh dari keluarga

3. Cuaca saat musim panas yang sangat tidak bersahabat

4. Aneka kuliner Indonesia yang selalu ngangenin

5. Sakit hati karena dikira TKW 😀
Serius. Belum pernah sih ngalamin, tapi teman-teman lain pernah.. So dandan keren, jangan kucel dan belagu aja..