11/10/11

Berikut sharing remaja sholehah yang sedang resah karena orang tuanya melarang berjilbab:

Mba Viska, sebelumnya saya terimakasiiih sekali atas reply-nya… Kemarin saya mencoba menanyakan lagi kepada orangtua saya, tapi ternyata jawabannya semakain jauh dari yang saya harapkan. Orangtua saya bilang, mereka maunya / pengennya, saya punya pacar dulu stelah itu baru dibolehkan memakai jilbab.. Mungkin orangtua saya khawatir kalo” saya ndak dpt pasangan hidup yg baik, seperti yg mereka harapkan, krn mmg saya ndak pernah pacaran sama sekali, saya tau mba pacaran itu ndak boleh… Krn itu kan termasuk larangan-Nya ya mba (pacaran=mendekati zina,zina mata,hati,tangan,telinga,pikiran,dll,hiiyy seram) jadi ya saya menurutinya.. Saya tidak pacaran… Hehehe… Tapi sebenarnya saya tidak pacarannya diam”, orangtua saya tidak tau tentang hal ini, bahkan mereka juga tidak tau kalo selama ini saya memakai baju besar” dan tidak menyentuh laki”.

Kembali ke topik.. Orangtua saya bilang, tidak berjilbab itu lebih kelihatan bagus drpd berjilbab, dan mereka mau saya punya pacar dulu, lalu aq bilang ke mereka, “Deny benar2 ndak tau mau pacaran sama siapa… Deny benar2 ndak ada gambaran sama sekali…” Dan jwbnny: “itu karena kamu terlalu menutup diri, kamu beginibeginibegini” (sambil agak dimarahin)
akhirnya daripada orangtua saya marah sama saya, saya bilang “ya sudah deh, terserah mamah sama bapak, kalo mmg mau begitu yasudah deny ndak pake jilbab dulu” (meski didalam hati saya bilang ‘aku harus pakai jilbab! ini perintah-Nya!’). Saya jadi bingung mba, saya kan ndak akan pacaran, berarti, saya ndak akan pernah pake jilbab? T_T

Apa dengan cara sembunyi” aja ya? Waktu saya berpikir mau nekat sembunyi”, tiba” saya teringat kata” kakak sepupu saya yg dulu sering dibilangkan ke saya, “adik, adik jangan memaksakan diri, ingatlah, segala sesuatu akan terjadi indah pada waktunya” (maaf, kakak saya non, hehe).
Saya juga ingat kata2, “surga ada dibawah telapak kaki ibu”. Saya jadi bingung mba viska… 😥
What should i do…? :’

Saya ingin sekali mematuhi perintah-Nya, tapi saya juga tidak berani membantah (dlm hal ini bertindak nekat tanpa seizin orangtua saya) dgn orangtua saya… Karena dari dulu, orangtua bilang A, saya lakukan A, saya tidak pernah membantah maupun berbohong degan orang tua saya mba… Saya jadi bingung… Maaf ya mba kalo saya berisik, hehe, mohon idenya bgmn sebaiknya ya mba… Hehe… Deny makasiiih sekali dgn mba Viska yg telah meluangkan waktunya dengan membalas comment Deny ;] jazakillah khoiron katsir mba Viska.

Dear Deny.. Sabar ya, sayang.. Orang tuamu belum sadar saja betapa berharganya putri mereka yang sholehah.. Kemarin di mall saya melihat seorang ibu berjalan dengan putrinya yang memakai rok mini dengan sepasang kaki yang belang warna kulitnya karena banyak noda hitamnya. Mungkin semacam bekas gigitan nyamuk. Sudah kakinya tidak mulus, dipamerkan pulak dengan rok pendek. Jadi tidak pantasnya 2x deh. Orangtua lain pusing menasehati anak perempuan mereka agar mau menutup aurat.. Ini kebalikannya 🙂 Semua hanya karena keterbatasan ilmu agama mereka. Tugas Deny lah ‘mendakwahi’ mereka agar terbuka jalan pada-Nya.

Adakah acara pengajian rutin di mesjid terdekat? Cobalah minta tolong pada penceramah untuk berdiskusi dengan orang tua Deny tentang hal ini. Jika beliau berkenan, ajaklah orang tua untuk datang ke acara tersebut supaya bisa bertemu dan berdiskusi dengan udztad/udztazah tersebut.

Ajaklah teman-teman Deny yang berjilbab untuk sering datang ke rumah. Jadi orangtua bisa melihat sendiri bagaimana perempuan muslimah yang berjilbab tetap bisa cantik, aktif, bersekolah dengan pintar dan bergaul dengan pantas (tidak kuper tapi tentu tidak permisif loh, ya)..

Coba iseng mampir ke toko buku untuk mencari buku-buku tentang agama. Berikan pada orang tua sebagai bahan bacaan. Lalu jika suasana sedang santai, coba diskusikan pelan-pelan dengan orang tua. Tidak perlu berbohong, tidak perlu diam-diam atau memaksa. Deny kan sudah besar, keinginan Deny dan orang tua bisa dikompromikan baik-baik.

Sesungguhnya ketaatan kepada Allah itu harus didahulukan. Ingat bahwa Allah Yang Maha Pencipta adalah pemilik hidup dan mati kita. Menjalankan perintah-Nya harus dilaksanakan meskipun banyak ujian dan tantangan yang datang, termasuk dari orang tua kandung. Ingat kisah Nabi Ibrahim As? Tidak akan berdosa seorang anak yang tidak menuruti orang tuanya, apabila dipaksa untuk tidak taat pada Allah. Jelaskan bahwa Deny hendak berhijab untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang muslimah dan untuk menaati perintah-Nya. Jika tidak dikerjakan, yang berdosa bukan hanya Deny tetapi juga orang tua Deny. Apakah itu yang orang tua Deny inginkan? Tentu tidak bukan. Deny ingin menjadi anak sholehah yang kelak doanya pada kedua orang tua tidak akan pernah terputus amalannya meskipun orang tuanya sudah meninggal. Siapa lagi yang akan menjadi pembuka pintu surga selain doanya anak yang sholeh/ah?

Allah ta’ala berfirman :

وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا كَرِيمًا * وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil” [QS. Israa’ : 23-24].

Melalui ayat ini Allah ta’ala memerintahkan kepada kita untuk berbakti kepada orang tua, mematuhinya, serta tidak menentangnya. Bahkan hanya dengan perkataan ‘ah’ saja tidak diperbolehkan. Kecuali jika orang tua memerintahkan kemaksiatan kepada Allah ta’ala, maka pada saat ini tidak boleh taat kepadanya. Allah ta’ala berfirman :

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya” [QS. Luqmaan : 15].

حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ ، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ الْقَوَارِيرِيُّ ، حَدَّثَنَا ابْنُ مَهْدِيٍّ ، عَنْ سُفْيَانَ ، عَنْ زُبَيْدٍ ، عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ ، عَنْ عَلِيٍّ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : ” لَا طَاعَةَ لِمَخْلُوقٍ فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ ”

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah : Telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidullah bin ‘Umar Al-Qawaariiriy : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Mahdiy, dari Sufyaan, dari Zubaid, dari Sa’d bin ‘Ubaidah, dari Abu ‘Abdirrahmaan As-Sulamiy, dari ‘Aliy, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam kemaksiatan kepada Allah ‘azza wa jalla” [Diriwayatkan oleh Ahmad, 1/131; shahih].
Di-copas dari sini.

Yang terpenting tentu adalah kesungguhan hati Deny dalam melaksanakan perintah berhijab. Apabila Deny konsisten dalam berhijab seraya bisa membuktikan bahwa sikap dan perilaku Deny menjadi semakin baik setelah berhijab, tentu orang tua akan percaya.

Bagaimana dengan jodoh? Nah yang menurut aku, “segala sesuatunya akan terjadi indah pada waktunya” ya soal jodoh itu 🙂 Kalau soal kewajiban pada Allah; karena datangnya langsung dari Allah ya tentu harus kita kerjakan langsung untuk menaati perintah-Nya, tidak perlu mendapatkan ijin atau menunggu waktu, kecuali berhaji ya—jika sudah mampu. Kepatuhan kita itu adalah hak Allah sebagai pencipta kita, lho. Kita mau menunggu sampai kapan? Sedangkan umur kita milik Allah juga. Iya jika masih ada waktu; jika besok kita dipanggil Allah padahal amalan kita belum sempurna, tentulah “tidak lagi indah pada waktunya”. Hehehe..

Perempuan yang baik, akan mendapatkan laki-laki yang baik. Katakan pada orang tua Deny, bahwa Deny berhijab adalah dalam rangka memantaskan diri untuk mendapatkan jodoh yang baik pula. Deny berharap jodohnya adalah laki-laki yang agamanya baik pula; karena laki-laki yang agamanya baik akan cukup punya pemahaman bagaimana memperlakukan dan menghargai perempuan, selayaknya yang diajarkan dalam agama. Juga dengan menjadi hamba-Nya yang patuh, Deny berharap doa Deny tentang jodoh yang baik akan segera dikabulkan-Nya. Orang tua tentu tidak ingin jodoh Deny adalah laki-laki yang hanya melihat penampilan Deny dari luarnya saja. Percayalah, tidak akan berkurang kecantikan seorang perempuan karena berhijab. Malah dengan berhijab, kecantikannya tidak diumbar dimana-mana dan terjaga hanya untuk suaminya seorang.

Demikian Deny sayang, sedikit sharing dari aku semoga bisa menginspirasi ya. Jangan lupa terus berdoa pada Allah semoga orang tua Deny segera dicairkan hatinya. Tambah lagi dengan salat tahajud dan berdoa dan curhatlah pada Allah Sang Pemilik Hati, semoga Allah memberikan yang jalan terbaik untuk Deny, amin ya rabbal’alamin.

Aku tunggu cerita kelanjutannya ya.

Salam sayang 🙂