05/07/09
Waah.. Ada artikel buat melengkapi punyaku.. Copas dari mbak Arie Widowati (thanks!). Aku menambahkan sedikit —kenapa tidak berjilbab versi aku– ..
Please girls, stop questioning dan making excuses, have a little faith on Islam!
–Vis
beribadah yoo.. jangan banyak alasaan.. (GIGI)
Faith is Blind. When I Believe, I don’t question, I surrender.
@mrshananto
Wednesday, June 10, 2009 at 8:04am
Bismillahirrohmanirrohim,
Seorang muslimah, diperintahkan untuk menutup auratnya ketika keluar rumah, yaitu dengan mengenakan pakaian syar’i yang dikenal dengan jilbab atau hijab. Namun dalam kenyataan masih banyak di antara para muslimah yang belum mau memakainya. Ada yang dilarang oleh orang tuanya, ada yang beralasan belum waktunya atau nanti setelah pergi haji dan segudang alasan yang lain. Nah apa jawaban untuk mereka?
—KENAPA TIDAK BERJILBAB VERSI AKU—
*10. Takut Susah Mendapat Pekerjaan
Memangnya ketika kita berdoa untuk meminta rezeki (pekerjaan) itu mintanya sama siapa, yaa? Kan sama Allah. Kok maunya saja minta-minta, tapi giliran disuruh sama Yang Disembah kok nggak mau nurut.. Yang kasih kerjaan itu Allah atau Departemen/Perusahaan? Kalau Allah tidak izinkan, sekuat apapun usaha juga tidak bakal tembus.. Tapi kalau Allah sudah berkehendak, kun-fa-yakun! Wah, ibarat daunpun bisa jadi emas..
*11. Jilbab Budaya Arab
Ada juga yang bilang begitu. Jilbab itu bukan budaya di Indonesia. Tapi non, jilbab itu bukan masalah budaya. jilbab adalah kewajiban (perempuan muslimah) dalam beragama. Bukankah Islam itu rahmatan lil’alamin? Tidak ada hubungan sama Arab atau negara manapun, asal dia muslimah, wajib ya wajib aja.. Hayo, mau bantah apa lagi..
*12. Nanti Saja Kalau Sudah Tua, Sudah Hajjah..
Hahaha.. Itu mah aku bangetd, dulu 🙂 Yaa.. itulaah.. Siapa yang tau umur manusia? Siapa yang menyangka ajal akan menjemput ketika sedang sarapan pagi di restoran mewah di hotel bintang lima? Jangan-jangan sebelum tobat sudah dipanggil YME.. Oh, nooo.. Jadi? Pakai sekarang! Tidak usah menunggu ‘hidayah’.. Hidayah bisa dicari.. Sip?
*13. Cukup dengan Pakaian yang Terhormat
Seperti yang diceritakan Quraish Shihab di Metrotv kemarin, ada perbedaan pendapat di antara ulama sendiri. Ada yang mengatakan bahwa jilbab itu tidak wajib, yang penting adalah pakaian yang terhormat. Namun dalam pemikiran aku pribadi, kalau boleh bertanya pada ulama tersebut; jika memang boleh hanya dengan pakaian terhormat, tanpa jilbab; bagaimana dengan surah Al-Ahzab 59 dan An-Nur 31, yang menurut aku jelas menyebutkan tentang perintah agar mengulurkan jilbab menutupi tubuh dan menutupkan kain kudung ke dada? Bagaimana dengan kisah wanita kaum Anshar yang langsung merobek kain wol mereka untuk menutupi kepala begitu mendengar turunnya ayat tentang perintah berjilbab? Mereka tidak pakai mikir dan debat lagi, langsung menutup rambut kepala mereka. Kira-kira bagaimana interpretasi ayat-ayat tersebut sehingga bisa dimaknai menjadi cukup dengan pakaian terhormat saja, ya? Sayang aku tidak di sana buat nanyain itu. Lagipula definisi pakaian terhormat akan sangat berbeda satu dan lain budaya, negara, ras, suku, dll. Bagaimana dengan suku yang wanitanya berpakaian hanya menutup kelaminnya saja, sementara bagian lain tidak tertutup sehelai benang-pun? Tentu menurut mereka pakaian itu sudah terhormat bagi wanita. Jadi.. Silakan menyimpulkan dengan keyakinan masing-masing 🙂
Lebih jelasnya, silahkan klik dan baca artikel “Jilbab BUKAN Masalah Khilafiah”. Highly Recommended!
*14. Yang Penting Hatinya Dikerudungi
Rasanya sering aku denger alasan ini.. Cuma kalo dipikir-pikir.. Perempuan yang cantik, rajin sholat, puasa, zakat, sodakoh, udah haji, sering umroh, selalu berbuat baik, bagus ilmu agamanya, dll.. Tapi bajunya terbuka? Shortpants and tanktop? Bikini at the beach? Backless at the party? Kayaknya tidak match deh.. Karena kalo dia baca Qur’an juga, pasti tau ada perintah Allah untuk menutup aurat.. Pasti tau juga hadis Nabi tentang perempuan yang berpakaian tapi telanjang tidak akan mencium baunya surga.. Jadi, buat apa hati dikerudungi kalau auratnya terbuka? Jika dia sholat, pasti tiap sholat pakai mukena yang menutup seluruh tubuh. Tapi lepas sholat, lepas juga penutup auratnya. Apa dikira Allah hanya melihat ketika sholat saja? Apa setelah sholat Allah melepas pandangan-Nya dari kita? Padahal muslim/muslimah yang baik harus senantiasa merasa seperti selalu melihat dan dilihat Allah, dengan demikian dirinya selalu berada koridor yang benar. Hati yang dikerudungi siapa yang tahu? Hati kan nggak kelihatan. Perintah yang jelas adalah menutup aurat yang nampak, yang dilihat orang lain selain mahram. Ibadah-ibadah seperti sholat, puasa, dll, hanya Tuhan dan dia yang tahu. Apa yang membedakan perempuan muslimah dan yang bukan, kalau bukan jilbab? Jadi.. Rasanya belum sempurna seorang muslimah kalau belum berjilbab 🙂 Kira-kira begitu menurut saya.. Idem dengan PPT 3 episode Aya ‘mengingatkan’ kak Mira agar berjilbab.. Episode yang jempolan banget.. Hidayah itu bisa datang lewat jalan apa aja.. Bisa lewat sinteron, bacaan, atau nasihat orang lain.. Kalau hati sudah membenarkan tapi nggak dilaksanakan juga, hilanglah hidayah itu.. Jika dengan cara yang halus kita masih menolak, apa harus denngan cara yang keras dan kasar kita baru setuju? Demikian kata bang Asrul menasehati istrinya.. 😉
*15. Tidak Berjilbab adalah Hak Asasi Saya
Naah.. Alasan ini baru hits sekarang.. Aku juga baru tau setelah baca koran… Hehehe… Menurut aku, hak asasi itu berlaku untuk masalah kemanusiaan.. Tapi kalau masalah syar’i, apalagi judulnya wajib, ya harus ditaati, itu kalau memang percaya (iman) sama agamanya. Apa dikira perintah Allah itu buruk sekali sehingga melanggar hak asasi perempuan? Akal manusia yang terbatas ini memang sukanya ‘memikirkan’ ajaran-ajaran Allah itu bagaimana-bagaimana, ya jelas tidak sampai lah… Contoh sederhana, manfaat khitan… Kalau dipikir, orang jaman dulu pasti mengira gila, ‘memotong’ alat kelamin!!! Belum ada bius pulak! Tapi beratus tahun setelahnya terbukti manfaat khitan…
Lain halnya jika yang dimaksud adalah hak asasi dia untuk taat atau tidak, percaya (iman) sama Islam dan ajaran-Nya atau tidak. Jika itu ceritanya, maka lain masalahnya.
Bagi aku yang percaya, jawabannya begini;
Sang Nona berkata bahwa beragama itu keyakinan dan harus mengerti. Meyakini dengan perilaku Islami. Tidak berjilbab tapi kan menjalani keagamaannya dengan sunguh-sungguh.
Kata aku: Kalau memang menjalani agama dengan sungguh-sungguh, yakin dan mengerti, berperilaku Islami; kenapa jugaaa—tidak berjilbab? Apa tidak mengerti tentang perintah berjilbab? Tidak yakin sama ajaran Allah? Tidak menutup aurat itu perilaku Islami? Bingung kan..
“Walaupun tidak berjilbab tapi sudah khatam membaca Qur’an..”
Kata aku: Membaca sih biasa.. Tapi memahami dan melaksanakannya ituuu… Yang jelas tidak baca artinya kali yah..
“Kalau ke tempat yang mengharuskan pemakaian jilbab, saya akan pakai untuk menghormati aturan di sana”
Kata aku: Kalau aturan manusia, dihormati, ditaati. Aturan Allah, dilanggar? Jadi lebih takut aturan manusia daripada Tuhan? Aneh sekali.. Memang yang menciptakan manusia itu siapa? Kok lebih takut sama ciptaan-Nya, daripada Sang Pencipta sendiri..
“Saya Akan Berjilbab, Kalau Saya Yakin Berjilbab Akan Membuat Saya Lebih Baik.”
Kata aku: Kalau jadi lebih buruk, ya bukan salah jilbabnya dong… Pasti salah manusia yang menjalankannya tidak dengan ilmu… Namanya juga Allah yang buat aturan, pastinya sudah dibuat sedemikian rupa demi kemashalatan umat-Nya, mendatangkan kebaikan bagi yang mereka PERCAYA (iman) dan mau yang menjalankan.. Betul?
“Untuk berjilbab, ada tahapan-tahapan yang harus dilalui.”
Kata aku: Apa tidak kelamaan.. Kalau belum sampai ke tahapan itu keburu mati gimana? Tidak sempet tobat dong..
*16. Apakah dengan demikian berjibab itu parameter & indikator seorang perempuan disebut muslimah taat?
Irma: Jadi maksudnya, tidak perlu menutup aurat juga tidak perlu berjilbab/berkerudung? Karena toh banyak juga muslimah yang bertebaran di muka bumi ini yang sangat taat padahal tidak menutup aurat, begitu ya?
Aku jadi penasaran.. Ini maksudnya yang memberi penilaian “taat”, “sangat taat”, “kurang taat”, “tidak taat”, adalah siapa? Manusiakah yang memberi penilaian itu atau penilaian Allah SWT sang Khalik? Kalo itu penilaian Allah, memangnya Allah udah kasih tau ya hasil penilaiannya? Kapan? Hehehe.
Sudah jelas banget lah, menutup aurat dengan berjilbab dan berkerudung itu hanyalah salah satu dari sekian banyak perintah Allah SWT. Jadi bukan satu-satunya parameter ketaatan kepada Allah, hanya salah satunya saja. Tapi tetap aja akan Allah SWT perhitungkan nantinya.
Kenapa?
Lah wong yang seperti atom saja akan Allah perhitungkan. Kebaikan dan keburukan sebesar dzarrah aja balasannya. Apalagi ketaatan yang nampak kasat mata seperti itu. Sekarang kalo dipikir dengan pemikiran yg paling gampang aja. Ada seorang muslimah yang menaati perintah yang sudah ditetapkan oleh Dzat Maha Kuasa yang menciptakannya dengan menutup aurat dengan ikhlas dan istiqomah. Maka apakah kira2 di hadapan Allah SWT, dia akan dinilai sebagai muslimah yang memiliki ketaatan yang sama dengan muslimah lain yang mengumbar auratnya di mana-mana? Coba pikirkan jawabannya sendiri.
*17. Tidak mesti jika tidak mengenakan jilbab, maka amalan-amalan seorang muslimah tidak bakal diterima pula.
Irma: Hmmm… Soal diterima atau tidaknya amalan seseorang, itu hak Allah semata. Banyak faktor yang akan menentukannya. Allah itu Maha Adil, tidak usah mengkhawatirkan dan meragukan bagaimana perhitungan amalan2 kita, apakah akan diterima ataukah tidak. Ingat, kebaikan dan keburukan sebesar dzarrah pun nanti akan ada balasannya. Justru karena tidak pasti, maka patuh, taat, istiqomah dan ikhlas aja semaksimal mungkin.
*18. Tapi ‘kan tidak ada yang mengatakan, “Kalau berjilbab, maka bagus pula amalan-amalannya.”
Irma: Hehehe. Komentar saya, cape deeeh… 🙂
Perasaan dari kemarin, argumentasi dan upaya mencari pembenaran soal tidak perlu berjilbab kok begini terus deh. Maaf kalo tidak berkenan. Menurut saya, alasan dan upaya pembenaran untuk tidak berjilbab yang dikemukakan di atas ini adalah hal yang sangat tidak relevan, tidak logis dan tidak berdasar. Setiap manusia, WAJIB untuk beribadah dan beramal baik. Hal ini sesuai dengan fitrah manusia di dunia adalah untuk beribadah pada Allah dan menjadi khalifah di muka bumi. Kalau wanita “biasa” saja amalannya bagus, apalagi yang berjilbab, harusnya lebih bagus lagi dong.. Malu lah sama mereka yang tidak (belum) berjilbab tapi amalannya bagus! Benar sekali bahwa bagus atau tidaknya amalan wanita tidak tergantung dari jilbabnya. TAPI hijab itu akan menyempurnakan amalan seorang wanita yang sholehah. Apakah kita mau dicintai setengah-setengah? Tentu tidak. Jika begitu, taatlah pada-Nya secara utuh. Maka cinta-Nya pada kita juga akan SEMAKIN besar. Demikian.
—KENAPA TIDAK BERJILBAB VERSI AWAL—
1. Saya Belum Bisa Menerima Hijab
Untuk ukhti yang belum bisa menerima hijab maka perlu kita tanyakan, “Bukankah ukhti sungguh-sungguh dan yakin dalam memeluk Islam, dan bukankah ukhti telah mengucapkan la ilaha illallah Muhammad rasulullah dengan yakin? Yang berarti menerima apa saja yang diperintahkan Allah Subhannahu wa Ta’ala dan Rasulullah? Jika ya maka sesungguhnya hijab adalah salah satu syari’at Islam yang harus dilaksanakan oleh para muslimah. Allah Subhannahu wa Ta’ala telah memerintah kan para mukminah untuk memakai hijab dan demikian pula Rassulullah Shalallaahu alaihi wasalam memerintahkan itu. Jika anda beriman kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, maka anda tentu akan dengan senang hati memakai hijab itu.
2. Saya Menerima Hijab, Namun Orang Tua Melarang.
Kalau saya tidak taat kepada orang tua, saya bisa masuk neraka. Kepada saudariku kita beritahukan bahwa memang benar orang tua memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia, dan kita diperintahkan untuk berbakti kepada mereka. Namun taat kepada orang tua dibolehkan dalam hal yang tidak mengandung maksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala , sebagaimana dalam firman-Nya, artinya,
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya,” (QS. Luqman:15)
Meskipun demikian kita tetap harus berbuat baik kepada kedua orang tua kita selama di dunia ini.
Inti permasalahannya adalah, bagaimana saudari taat kepada orang tua namun bermaksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, padahal Allah Subhannahu wa Ta’ala adalah yang menciptakan anda, memberi nikmat, rizki, menghidupkan dan juga yang menciptakan kedua orang tua saudari?
3. Saya Tidak Punya Uang untuk Membeli Jilbab
Ada dua kemungkinan wanita muslimah yang mengucapkan seperti ini, yaitu mungkin dia berdusta dan mungkin juga dia jujur. Jika dalam kesehariannya dia mampu membeli berbagai macam pakaian dengan model yang beraneka ragam, mampu membeli perlengkapan ini dan itu, maka berarti dia telah bohong. Dia sebenarnya memang tidak berniat untuk membeli pakaian yang sesuai tuntunan syari’at. Padahal pakaian syar،¦i biasanya tidak semahal pakaian-pakaian model baru yang bertabarruj.
Maka apakah saudari tidak memilih pakaian yang seharusnya dikenakan oleh seorang wanita muslimah. Apakah anda tidak memilih sesuatu yang dapat menyelamatkan anda dari adzab Allah Subhannahu wa Ta’ala dan kemurkaan-Nya? Ketahuilah pula bahwa kemuliaan seseorang bukan pada model pakaiannya, namun pada takwanya kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala . Dia telah berfirman, artinya,
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.” (QS. al-Hujurat:13)
Adapun jika memang anda seorang yang jujur, jika benar-benar saudari berniat untuk memakai jilbab maka Allah Subhannahu wa Ta’ala akan memberikan jalan keluar. Allah Subhannahu wa Ta’ala telah mengatakan, artinya,
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. ath-Thalaq 2-3)
Kesimpulannya adalah bahwa untuk mencapai keridhaan Allah dan untuk mendapatkan surga, maka segala sesuatu akan menjadi terasa ringan dan mudah.
4. Cuaca Sangat Panas
Jika saudari beralasan bahwa cuaca sangat panas, kalau memakai jilbab rasanya gerah, maka saudari hendaklah selalu mengingat firman Allah Subhannahu wa Ta’ala , artinya,
“Katakanlah, “Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas(nya)” jikalau mereka mengetahui.”(QS. 9:81)
Apakah anda menginginkan sesuatu yang lebih panas lagi daripada panasnya dunia ini, dan bagaimana saudari menyejajarkan antara panasnya dunia dengan panasnya neraka? Yang dikatakan oleh Allah Subhannahu wa Ta’ala , artinya,
“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah.” (QS. 78:24-25)
Wahai saudariku, ketahuilah bahwa surga itu diliputi dengan berbagai kesusahan dan segala hal yang dibenci nafsu, sedangkan neraka dihiasi dengan segala yang disenangi hawa nafsu.
5. Khawatir Nanti Aku Lepas Jilbab Lagi
Ada seorang muslimah yang mengatakan, “Kalau aku pakai jilbab, aku khawatir nanti suatu saat melepasnya lagi.” Saudariku, kalau seseorang berpikiran seperti anda, maka bisa-bisa dia meninggalkan seluruh atau sebagian ajaran agama ini. Bisa-bisa dia tidak mau shalat, tidak mau berpuasa karena khawatir nanti tidak bisa terus melakukannya.
Itu semua tidak lain merupakan godaan dan bisikan setan, maka hendaklah suadari mencari sebab-sebab yang dapat menjadikan anda selalu beristiqamah. Di antaranya dengan banyak berdo’a agar diberikan ketetapan hati di atas agama, bersabar dan melakukan shalat dengan khusyu’. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman, artinya,
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. 2:45)
Jika saudari telah memegang teguh sebab-sebab hidayah dan telah merasakan manisnya iman maka saudari pasti tidak akan meninggalkan perintah Allah Subhannahu wa Ta’ala , karena dengan melaksanakan itu anda akan merasa tentram dan nikmat.
6. Aku Takut Tidak Ada Yang Menikahiku
Saudariku! Sesungguhnya laki-laki yang mencari istri seorang wanita yang bertabarruj, membuka aurat dan senang melakukan berbagai kemaksiatan maka dia adalah laki-laki yang tidak memiliki rasa cemburu. Dia tidak cemburu terhadap yang diharamkan Allah Subhannahu wa Ta’ala, tidak cemburu terhadapmu, dan tidak akan membantumu dalam ketaatan, menuju surga serta menyelamatkanmu dari neraka.
Jadilah engkau wanita yang baik, insya Allah Subhannahu wa Ta’ala engkau mendapatkan suami yang baik pula. Engkau lihat berapa banyak wanita yang tidak berhijab, namun dia tidak menikah, dan engkau lihat berapa banyak wanita berjilbab yang telah menjadi seorang istri.
7. Kita Harus Bersyukur
“Oleh karena kecantikan merupakan nikmat dari Allah Subhannahu wa Ta’ala, maka kita harus bersyukur kepada-Nya, dengan memperlihatkan keindahan tubuh, rambut dan kecantikan kita.” Mungkin ada di antara muslimah yang beralasan demikian.
Suadariku! Itu bukanlah bersyukur, karena bersyukur kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala bukan dengan cara melakukan kemaksiatan. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka.” (QS. an-Nur:31)
Dalam firman-Nya yang lain,
“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. (QS.al-Ahzab:59)
Nikmat terbesar yang Allah Subhannahu wa Ta’ala berikan kepada kita adalah iman dan Islam, jika anda ingin bersyukur kepada Allah maka perlihatkanlah kesyukuran itu dengan sesuatu yang disenangi dan diperintahkan Allah Subhannahu wa Ta’ala, di antaranya adalah dengan mememakai hijab atau jilbab. Inilah syukur yang sebenarnya.
8. Belum Mendapatkan Hidayah
Ada sebagian muslimah yang mengatakan, “Saya tahu bahwa jilbab itu wajib, namun saya belum mendapatkan hidayah untuk memakainya.” Kepada saudariku yang yang beralasan demikian kami katakan, “Bahwa hidayah itu ada sebabnya sebagaimana sakit itu akan sembuh dengan sebab pula. Orang akan kenyang juga dengan sebab, yakni makan. Kalau anda setiap hari meminta kepada Allah agar ditunjukkan ke jalan yang lurus, maka anda harus berusaha meraihnya.Di antaranya, hendaklah anda bergaul dengan wanita yang baik-baik, ini merupakan sarana yang sangat efektif, sehingga hidayah dapat anda raih dan terus-menerus terlimpah kepada ukhti.
9. Aku Takut Dikira Golongan Sesat
Ketahuilah saudariku! Bahwa dalam hidup ini hanya ada dua kelompok, hizbullah (kelompok Allah) dan hizbusy syaithan (kelompok syetan). Golongan Allah adalah mereka yang senantiasa menolong agama Allah Subhannahu wa Ta’ala, melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Sedangkan golongan setan sebaliknya selalu bermaksiat kepada Allah dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dan ketika ukhti melakukan ketaatan, salah satunya adalah memakai hijab maka berarti ukhti telah menjadi golongan Allah, bukan kelompok sesat.
Sebaliknya mereka yang mengumbar aurat, bertabarruj, berpakaian mini dan yang semisal itu, merekalah yang sesat. Mereka telah terbius godaan syetan atau menjadi pengekor orang-orang munafik dan orang-orang kafir. Maka berbahagialah anda sebagai kelompok Allah Subhannahu wa Ta’ala yang pasti menang.
Jilbab atau hijab adalah bentuk ibadah yang mulia, jangan sejajarkan itu dengan ocehan manusia rendahan. Dia disyari’atkan oleh Penciptamu, kalau engkau taat kepada manusia dalam rangka bermaksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala maka sungguh engkau akan binasa dan merugi. Mengapa engkau mau diperbudak oleh mereka dan meninggalkan ketaatan kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala Yang menciptakan, memberi rizki, menghidupkan dan mematikanmu?
Wallohu A’lam Bissowab,
Artikel Terkait:
Jilbab Nggak Pakai Tapi
Kenapa Berjilbab 1
Kenapa Berjilbab 2
Ikhlas untuk Berjilbab
Jilbab dalam “My Name is Khan”
Manfaat Berjilbab
41 responses to “KENAPA TIDAK BERJILBAB? Alasan dan Jawabannya..”
Lisa agustina
September 22nd, 2009 pukul 16:16
Assalamualaikum
Izin copy paste y, mbAk
SukaSuka
Viska
September 24th, 2009 pukul 21:37
wa’alaikumsalam..
monggo, silakan.. semoga bermanfaat.. ^^
SukaSuka
lisa
September 30th, 2009 pukul 08:42
Mohon ijin copy yah mbak… Makasih
SukaSuka
Viska
Oktober 1st, 2009 pukul 21:23
boleee..
makasi kembali ^^
SukaSuka
Delya
Oktober 12th, 2009 pukul 01:45
Pamit copast yaa mba,trims artikelnya baguuus bgt 🙂
SukaSuka
Viska
Oktober 16th, 2009 pukul 15:23
boleh banget.. semoga bermanfaat yaa ^^
SukaSuka
danikrachma
November 24th, 2009 pukul 15:55
Assalamuallaikum..
wah artikel bagus ni mbak, boleh saya publish ya mbak.. (atas nama mbak tentunya) 🙂
bisa untuk bahan perenungan jg…
SukaSuka
Viska
Desember 10th, 2009 pukul 12:55
wa’alaikumsalam wrwb..
tentu boleh.. nggak atas nama saya juga nggak apa-apa, yg penting ‘ilmu’-nya tersebar dan manfaat.. amalan nggak akan salah pintu kok walaupu anonim ;>
SukaSuka
aik
Desember 2nd, 2009 pukul 08:00
Assww, Mbak… Terima kasih ilmunya. Artikel yg menarik, karena hal ini masih banyak pro dan kontra.
Sbg orang yang awam di bidang agama, saya ingin tahu, hadist yang shahih atau ayat yang memberikan definisi “jilbab” dan ketentuan yang menyatakan secara eksplisit bahwa kita (muslimah) harus menutup rambut?
Saya pribadi masih beraliran sbgmn item no. 13. Selama pakaian kita tidak mengundang hawa nafsu (di Indonesia, kalau kita berpakaian sopan – bukan tank top, mini skirt, sleeveless – saya rasa tidak akan mengundang hawa nafsu, lain halnya kalau memang orang yg melihatnya memang sudah “error”…:)).
Terima kasih. Wass.
SukaSuka
Viska
Desember 10th, 2009 pukul 13:13
wa’alaikumsalam wr wb..
betul sekali, ikhwal menutup aurat ini masih ada pro dan kontra. bukan pro dan kontra sih tapi lebih pada perbedaan penafsiran.. hehehe.. saya pun sudah menulis di page ‘ilearnislam’ bahwa blog ini memuat masalah-masalah agama dari sudut pandang dan pendapat saya pribadi, yang saya simpulkan setelah ‘belajar’, membaca, berdiskusi dengan teman-teman, kilafiyah yang saya yakini.
khusus masalah jilbab, hasil perenungan dan bacaan saya mengenai ayat, hadis, kenapa harus berjilbab, bisa diklik di artikel terkait kenapa berjilbab (1) dan kenapa berjilbab (2).
saran saya sih, kalo aik memang berminat untuk tau masalah ini, bacalah.. baik yang pro dan kontra. al-qur’an dan hadis. kemudian biarkan hati yang memberikan kesimpulan. hati nggak pernah salah kok 🙂
terima kasih sudah mampir yaa 😉
wassalam
SukaSuka
Lovi
Desember 14th, 2009 pukul 16:05
Keren abiz..amat sangat membuka hati&mata.thanx mb.,buat tulisan yg menginspirasi..
SukaSuka
Viska
Desember 15th, 2009 pukul 17:34
hahaha.. benarkah?
semoga membawa hidayah bagi yang membaca..
hohoho.. terlalu berlebihan ya? hehehe..
anyway, trims sudah mampir, ya..
SukaSuka
Miftahul Ulum
Desember 29th, 2009 pukul 01:40
mbak saya orang awam yang ga tau tentang agama,saya memiliki tunangan yang berjilbab tp dia kurang mencerminkan jilbab itu sendiri….
gmana cara memberi tahu dengan alus agar dia mengerti….
mbak sekalian saya minta tolong ajarkan saya sedikit tentang agama agar tidak buta sama sekali…..
SukaSuka
Viska
Desember 31st, 2009 pukul 13:57
hehehe.. rasanya saya belum pantas kalau diminta ‘mengajarkan’ agama.. ilmu saya juga masih cetek.. saya sendiri masih dalam taraf belajar.. apa yang saya tulis di sini berupa sharing dari pengalaman, insight dari hasil ‘belajar’ saya.. tapi kalau boleh saya memberi saran, kalau Anda memang sudah berniat dan tertarik untuk mengetahui agama Anda lebih dalam, segera lah belajar.. ketertarikan Anda itu sudah merupakan hidayah lho.. coba, berapa orang yang tidak peduli dengan kebodohannya dalam hal agama..
belajar otodidak bisa dimulai dari membaca al-qur’an dan hadis, baca juga terjemahnya supaya mengerti artinya.. lalu bisa membaca buku agama atau ikut pesantren kilat, misalnya. mendengarkan ceramah agama juga boleh. kalau sering browsing, raup juga ilmu agama dari dunia maya, tapi tentu dari sumber yang valid loh.. karena banyak juga situs agama yang isinya menyesatkan. kalau bingung mana yang benar atau yg sesat, kembali saja pada al-qur’an dan hadis. salah satu situs rujukan saya adalah situs almanhaj. topik-topik yang dibahas sudah cukup lengkap.
kalau Anda sudah merasa cukup ‘berisi’, boleh di-share pada pasangan Anda. lebih bagus kalau belajar bersama, jadi bisa berdiskusi dan saling mendukung kemajuan belajar agama (pengalaman pribadi nih.. hehehe) 😀
dan tentu saja supaya manfaat dan barokah, jangan lupa untuk diterapkan ilmu (agama)-nya ya.. apa-apa dalam kehidupan beragama yang masih kurang, disempurnakan.. misalnya sholat, puasa, zakat. pengetahuan yang yang luas dan benar tentu membuat kehidupan beragama dan kemanusiaan (hablumminnanas dan hamblumminallah) kita lebih sempurna lagi.. dan so pasti kita-nya lebih ‘bener’ karena berada di jalan yang diridhoi Allah.. kalau semua sudah di-ridhoi-Nya, tentu semua akan lancaaar.. dan insyaallah menambah tabungan pahala dan amalan di akhirat kelak, amin..
wadduuuh.. omongan saya jadi kayak orang tua, ya? hehehe.. well, semoga dapat diterima dan sebelumnya mohon maaf jika tidak berkenan. trims sudah mampir dan membaca yaaa 🙂
SukaSuka
zahra
Januari 24th, 2010 pukul 01:12
ass.wr.wb.
mba, thanx bgt atas uraiannya yg sangat menyentuh dan manfaat. saya sendiri sampai saat
ini blm brjilbab, krn sy brpendapat walau tdk brjilbab tp sy selalu kemanapun dan dmanapun berpakaian,
berdandan, berbicara dan bersikap kepada siapapun selalu sopan dan tdk brlebihan, shgg orangpun menaruh hormat.
sejak dulu sy terbiasa spt ini, dan insya allah slma ini walaupun tdk jilbab tp ibadah sy membuat sy jauh dr maksiat.
Maafkan sy kalau sy punya pendapat bhwa perintah mengulurkan jilbab smp ke seluruh bdan itu diperintahkan bg keluarga nabi
dan kaum muslimah di jaman nabi semata2 utk membedakan kaum yg mukmin dgn perempuan kafir/bukan islam, krn pada waktu itu semua wanita di jaman itu di arab
semuanya memakai penutup kepala/semuanya wanita di arab jilbab walaupun dia nonmuslim, makanya pada waktu itu turun perintah pake jilbab ke seluruh tubuh/bukan asal jilbab bg wanita mu’min.
jadi bukan yg gak pake lalu wajib pake rapet2 ke tubuh.
saya bukannya tdk mau brjilbab, jilbab tu bgus sekali sy setuju skl. tapi keyakinan
brjilbab sy blm mantap, slain krn sy selalu tampil terhormat, sy seringkali liat bnyak wanita jilbab yg
tingkah lakunya tdk sesuai dgn pakaiannya.
saya mohon bimbingannya dlm meyakinkan diri sy ttg perintah jilbab ini,
krn terus terang sy masi blm teryakinkan.
wassalam.
SukaSuka
Viska
Januari 31st, 2010 pukul 23:23
wa’alaikumsalam..
hmm..hmm.. hehehe.. bingung nih njawabnya 😉
begini.. (wadoo serius amat) tentang perintah berjilbab hanya untuk keluarga Nabi itu kalau setahu saya adalah perintah bercadar.. masalah cadar ini pun banyak silang pendapat baik yang yang mewajibkan dan ataupun tidak.. tetapi saya pribadi ikut pendapat yang tidak mewajibkan.. hehehe.. hmm, referensinya kudu bongkar buku dulu, jadi maaf belum bisa tulis sumbernya 🙂
jadi perintah berjilbab tetap berlaku untuk semua perempuan muslimah yaa.. bisa ditilik ayat-ayat dan hadisnya kembali. boleh baca juga Kenapa Berjilbab 2.
malah saya pernah baca *cmiiw* bahwa pada jaman jahiliyah dulu perempuan itu bahkan bertelanjang dada di tempat umum (jaman sekarang kok makin mirip jaman jahiliyah dulu yah).. jadi datangnya islam itu benar-benar mengangkat harkat dan derajat perempuan.
soal membedakan antara muslimah dan yang bukan, jiaaah.. kalau menurut saya mah, sampai sekarang juga masih berlaku lagiii 😉 coba deh dipikir-pikir lagi. misalkan kita bertemu muka, belum tentu saya akan langsung mengenali anda sebagai seorang muslimah. lha wong nggak pakai jilbab? 😉 soal ibadah anda yang tekun, hanya anda dan tuhan yang tahu. soal perilaku yang jauh dari maksiat, tentu perempuan non-muslim juga banyak yang demikian. lalu, apa yang membedakan anda dan perempuan non-muslim? hehehe.. maaf, jangan tersinggung ya.. tentu saja urusan ibadah anda ini hanya Allah yang berhak menilainya. ini hanya pendapat pribadi saya.. 😉
saya juga dulu berpikir demikian. mantap hati dulu, baru berjilbab. tapi bagi saya, kalau nunggu mantap, kapan mantapnya? selama saya tidak berjilbab, godaan itu malah makin besar.. maklum, mode kan tidak berkiblat pada busana muslim 😉 jadi saya pikir saya akan pakai saja sambil terus memupuk keyakinan dan kemantapan berjilbab. caranya, dengan belajar dan banyak baca. karena kalau tidak belajar nantinya jadi perempuan berjilbab yang jilbabnya ngawur dan tingkah lakunya juga ngawur. jika seorang muslimah tahu (hadis) bahwa perempuan yang berpakaian tembus pandang itu tidak akan mencium baunya surga, maka tidak akan berjilbab tetapi bajunya terawang-terawang alias transparan.. pakai legging yang jelas-jelas memperlihatkan bentuk kaki.. pernah lihat kan yang modelnya begitu. banyak tuh di mall.. 😉
tidak apa-apa kalau berbeda pendapat atau belum yakin. kalau ingin yakin, boleh belajar terus, baca-baca tentang islam sampai anda mantap dengan apapun itu jawabannya 🙂
saran saya, silakan oprek almanhaj.or id 🙂
trimakasih sudah membaca dan comment ya..
wassalam
SukaSuka
zahra
Maret 2nd, 2010 pukul 18:13
assalamu’alaikum..
dear viska, thanx ya skrg sy dah pake jilbab.. feel like borned by my mom at the first time. subhanallaah..
SukaSuka
Viska
Maret 3rd, 2010 pukul 20:41
haaaa??? benarkah?
subhanallah, alhamdulillah..
tentu luar biasa sekali ya, bisa merasakan kasih sayang Allah yang sudah melimpahkan hidayah itu pada mbak..
saya sampai terharu.. swear loh! hehehe.. 🙂
semangat ya mbak, ayo kita sama-sama belajar agar menjadi perempuan berjilbab yang ‘bener’ 😉
SukaSuka
Mr. Yura
Maret 26th, 2010 pukul 19:14
semoga saja banyak perempuan indonesia yg mampir ke blog anda Mba’. dan semoga wanita saya dahulu juga sempat membaca artikel di atas.
SukaSuka
Viska
April 2nd, 2010 pukul 18:33
hmmm… aminnn.. 🙂
membaca sih mudah.. tapi setelah membaca apakah mau menerima, berubah atau ignore.. itu tergantung yang baca ya 🙂
wallahu’alam bissawab..
bagaimana kalau anda support wanita anda supaya mau menutup aurat?
dukungan dari pasangan itu pengaruhnya besar lokh.. *pengalaman pribadi* 😉
SukaSuka
anis
September 30th, 2010 pukul 13:48
mbak aku ijin bwat referensi ya….makasih,,^^
SukaSuka
Viska
September 30th, 2010 pukul 17:12
ok, silakan, anis..
semoga bermanfaat ya 🙂
SukaSuka
hidayatussalam
September 16th, 2011 pukul 22:03
q ikut ngopy y mba..mhon ijinnya..
SukaSuka
Viska
September 21st, 2011 pukul 20:26
silakaan.. semoga bermanfaat ya 🙂
SukaSuka
Nelle
April 5th, 2017 pukul 11:17
affotdire, I know what you’re saying. I thought about O’s speech through the day, how I’ve never seen anything like it, and wondered if, for too many people, it was like casting pearls before swine. If that’s true it will totally break my heart.
SukaSuka
perempuanmilik-Nya
September 29th, 2011 pukul 22:56
mba viska makasih ya artikelnya… sbnrny saya insyaAllah sudah mantap sejak Sma utk berhijab, (skrg saya smstr 5 😀 ), tapi dari orangtua blm mengiyakan, alias blm mmberi lampu hijau, dgn 1000 alasan.
tapi saya terus mencoba dan mencoba bilang ke orangtua (sejak Sma) dengan 1001 jur, dan alhamdulillah, pekan lalu saya bilang yg kesekian kalinya, sepertinya lampu hijau itu sudah kelihatan dikejauhan… (akhirnya….hampir..) meski begitu, lampu hijau itu blm benar” nyala terang dan dekat, msh remang” dan dikejauhan…
tapi saya udah mulai nabung utk beli rok dan jilbab,hehee 🙂
doakan saja mudah”an saya masih diberi-Nya kesempatan utk memakai baju taqwa yang sudah saya impikan sejak lama ya mba….aminn
padahal sbnrny berjilbab itu kan bkn hanya untuk-Nya dan utk kita, tp juga utk orangtua kita kan ya mba,,
saya pernah baca, (sy lupa” ingat, intinya sprti ini) kalo orangtuanya gagal mendidik anaknya mjd sholeh/sholehah, nnti orangtua itu bisa masuk neraka…
saya tdk ingin orangtua saya masuk neraka….
tapi justru orangtua saya sprtinya mgkn blm tahu ttg itu… krn mmg orangtua saya dua”nya muallaf,hehe tapi saya alhamdulillaaah sekali saya terlahir dlm keadaan Islam, alhamdulillaah….
dan saya berharap semoga bisa sll berada dijalan-Nya, aminn…
doakan saya ya mba, mudah”an saya bisa lekas leka memakai ji,,
smentara menunggu lampuhijau, saya sdh berjanji utk berhijab (wlpn bag kepala blm), saya kemana” pake jaket dan celana besar hehe, saya juga alhamdulillah sdh menerapkan utk tdk menyentuh lawan jenis, hehe
doakan saya ya mba… mudah”an saya sempat mengenakan pakaian taqwa itu…aminn allahuma aminn…
maaf ya mba viska, saya menuh”in hlmn mba :p
SukaSuka
Viska
Oktober 3rd, 2011 pukul 17:49
hai, deny.. aduuh senang sekali aku membaca ceritamu..
aamin.. mudah-mudahan Allah mendengar doa anak yg sholehah..
mencairkan hati orangtuamu dan memberikan rahmat dan hidayah pada keluargamu, sehingga kamu bisa menutup aurat dengan sempurna, aamin YRA.
coba terapkan berbagai strategi untuk memberikan pemahaman pada orangtuamu ttg kewajiban menutup aurat.
berdiskusi perlahan-lahan ttg islam dan hijab.. tanyakan apa yg memberatkan keduaorangtuamu jika anaknya berhijab..
apa pro dan kontra-nya.. pastikan kamu sudah yakin dan mantap dengan jawabannmu.
berikan contoh-contoh mereka yang tetap cantik dan eksis dengan hijabnya. misalnya inneke koesherawati.
sama sekali tidak ndeso kan, dan malah keren sekali!
berikan juga bacaan atau buku ttg islam dan hijab.
yang paling mudah, membaca alqur’an dan terjemahannya bersama-sama!
bacalah ayat-ayat yang berkaitan ttg hijab dan kewajiban kaum muslimin untuk mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
dan jika kamu sudah mantap, mulai coba berhijab jika keluar rumah.
ya memang kalau di rumah tidak perlu hijab sih 🙂 *selama di rumah penghuninya adalah mahram semua*
sayang kan, bajunya sudah menutup aurat, perilakunya sudah berhijab tapi kepalanya belum 🙂
rasanya kan kurang sempurna ya?
jika terpaksa sekali; simpan hijab di tas, cuci numpang di rumah teman.
pakai di mesjid terdekat, atau toilet umum wanita terdekat.
perjuangan sekali ya? tapi insyaallah hasilnya akan sepadan dengan perjuanganmu 🙂
ingatlah bahwa Allah selalu berada di antara orang-orang yang beriman, seperti misalnya yang tesebut pada ayat berikut:
dan banyaaak lagi ayat-ayat yang akan menguatkan hatimu.. semoga lancar ya sayang..
gak apa-apa kalau mau cerita yang panjang, aku senaaang sekali membaca sharing dari teman-teman semua ttg kisah berhijab 🙂
ditunggu ceritanya lagi yaa.. semangaaat!
SukaSuka
perempuanmilik-Nya
Oktober 8th, 2011 pukul 09:34
mba viska, sebelumnya saya terimakasiiih sekali atas reply nya… 🙂
kmrn saya mencoba menanyakan lagi kepada orangtua saya, tapi ternyata jawabannya semakain jauh dari yang saya harapkan 😦
orangtua saya bilang, mereka maunya / pengennya, saya punya pacar dulu stelah itu baru dibolehkan memakai jilbab.. mungkin orangtua saya khawatir kalo” saya ndak dpt pasangan hidup yg baik, seperti yg mereka harapkan, krn mmg saya ndak pernah pacaran sama sekali, saya tau mba pacaran itu ndak boleh…krn itu kan termasuk larangan-Nya ya mba (pacaran=mendekati zina, zina mata,hati,tangan,telinga,pikran,dll,hiiyy seram), jadi ya saya menurutinya..saya tidak pacaran 😉 hehehe
tapi sebenarnya saya tidakpacarannya diam”, orangtua saya tidak tau ttg hal ini, bahakan mereka juga tidak tau kalo selama ini saya memakai baju besar” dan tidak menyentuh laki” 😀
kembali ke topik,, orangtua saya bilang, tidak berjilbab itu lebih kelihatan bagus drpd berjilbab, dan mereka mau saya punya pacar dulu,, lalu aq bilang ke mereka, “deny benar2 ndak tau mau pacaran sama siapa…deny benar2 ndak ada gambaran sama sekali…”, dan jwbnny: “itu karena kamu terlalu menutup diri, kamu beginibeginibegini” (sambil agak dimarahin)
akhirnya daripada orangtua saya marah sama saya, saya bilang “yasudah deh, terserah mamah sama bapak, kalo mmg mau begitu yasudah deny ndak pake jilbab dulu” (meski didalam hati saya bilang ‘Aq harus pakai jilbab! ini perintah-Nya!’)
saya jadi bingung mba, saya kan ndak akan pacaran, berarti, saya ndak akan pernah pake jilbab? T_T
apadengan cara sembunyi” aja ya?
waktu saya berpikir mau nekat sembunyi”, tiba” saya teringat kata” kakak sepupu saya yg dulu sering dibilangkan ke saya, “adik, adik jangan memaksakan diri, ingatlah, segala sesuatu akan terjadi indah pada waktunya” (maaf,kakak saya non,hehe).
saya juga ingat kata2, “surga ada dibawah telapak kaki ibu”.
saya jadi bingung mba viska… 😥
what should i do…? 😥
saya ingin sekalai mematuhi perintah-Nya, tapi saya juga tidak berani membantah (dlm hal ini bertindak nekat tanpa seizin orangtua saya) dgn orangtua saya..
karena dari dulu, orangtua bilang A, saya lakukan A, saya tidak pernah membantah maupun berbohong degan orang tua saya mba…
saya jadi bingung,,
maaf ya mba kalo saya berisik,hehe, mohon idenya bgmn sebaiknya ya mba..hehe
deny makasiiih sekali dgn mba viska yg telah meluangkan waktuya dengan membalas comment deny ;]
jazakillah khoiron katsir mba viska 😀
SukaSuka
Viska
Oktober 11th, 2011 pukul 20:07
Deny, jawabannya ada dalam tulisan “Ketika Orang Tua Melarang Berjilbab” ya.. 🙂
SukaSuka
perempuanmilik-Nya
Oktober 23rd, 2011 pukul 22:52
🙂
makasih makasih makasih….ya mb viska,, atas segala nasehat, dukungan, dorongan, semangat, dan motivasinya….. 🙂
iya mba, nanti kalo saya udah dirumah (saat ini saya diperantauan wkwkw), dan orangtua saya suasana hatinya sdg baik, saya akan coba bicarakan lagi.. 🙂
saya juga akan siapkan jurus baru lagi, (terutama jurus” dari mb viska) utk mencoba peruntungan lagi,hehehe
Okelaaah 😀
I’ll never give up!!! 😉
aq akan terus berjuang,,!!! ><q
InsyaAllah aq pasti bisa kok!!
okelah saya akan berjuang dulu…
wish mee luuucck mba viska… 😉
doakan deny ya mba…,, 😀
sekali lagi makasih ya mba…
salam sayang untuk mba viska.. :*
terimakasih banyak…mba viska…. :*
wassalamualaikum wr.wb 🙂 🙂
SukaSuka
Viska
Oktober 24th, 2011 pukul 11:44
waaah.. anak rantau!
kebetulan ituh, coba selama di rantau kamu pakai jilbab..
belajar, menjalani dan merasakan gimana sih pakai jilbab itu..
(semoga) jika makin yakin hatinya, lanjoot!
semangat pantang menyerah demi menjalankan kewajiban dan memenuhi hak Allah! *halah
dengan demikian nanti diskusi sama orang tua juga sudah mantab gituu..
sekaligus bisa meyakinkan orang tua bahwa keinginan kamu bukan sementara dan insya allah akan terus konsisten dengan hijab ini.
well, semoga berhasil yaa..
aku ikut doakan semoga lancar semua urusan dengan keluarga dan orang tua, deny tambah jadi anak yang sholehah dan berbakti, kuliahnya lancar dan cepat lulus, serta segera bertemu dengan jodoh yang baik dalam pernikahan yang barakah dunia akhirat, amiin, amin ya rabbal ‘alamin..
salam sayang *smooch
SukaSuka
Sigied Himawan
Februari 18th, 2012 pukul 13:23
mbak viska ada gak hadist2 nabi, yang berkaitan dengan ancaman 2 bagi wanita yang tidak mau menutup aurat
SukaSuka
Viska
Februari 18th, 2012 pukul 19:28
adaaa..
yang populer adalah hadits Muslim [6/168] yaitu:
demikian ya mas Sigied, wallahu’alam bissawab.
SukaSuka
Dewi
Maret 31st, 2012 pukul 13:04
Eh, kak, aku sbnr.a pngen pke jilbab, tp trnyta g mudah. Tiap ke sekolah aku keringetan jd g betah.. Aku pngen bgt. Tp kayak.a g tahan sama panasnya. Dan aku mau pake tapi g pny uang buat beli baju gombrong karena susah cari baju ukuran aku. (maklum double xx) gmana neh? Aku mau diet dulu biar gampang beli baju.. Huhuhu.. Doakan ya. Aku mau pake pas SMA. Dan mudah2an dietku brhasil juga amiin. Semoga allah memberiku kesempatan ya kak.
SukaSuka
Viska
April 3rd, 2012 pukul 22:09
waaah dipanggil kakak, berasa lebih muda 10 tahun nih.. hihihi..
dulu pernah dengar komentar.. kalau berhijab krn takut panas, ingatlah bahwa neraka itu lebih panas!
hehehe.. tapi itu saja tidak memberikan solusi ya, dew..
lalu bagaimana?
well, kamu yg akan menjalani, putuskan mau bagaimana..
untuk masalah gerah, saranku sih..
– duduk dekat jendela
– bawa kipas
– pakai kipas portable.. itu tuh yg kipas kecil trus pake batere, taroh di meja tulismu 😀
– bawa dalaman ganti.. buat ganti kalau basah..
– bawa tisu/saputangan buat lap keringet.. hahaha..
soal baju.. ya tinggal mulai sekarang klo beli baju, beli yg panjang aja atuh 🙂
apa lebih mahal? gak juga kan.. perasaan klo liat baju baju pendek atau panjang sama aja harganya deh..
belom bisa koleksi baju panjang yg banyak? bisa pakai cardigan di luar baju lengan pendekmu..
trus tambahin shawl buat pemanis sekaligus nutup dada.. fungky juga kan..
lalu mulai nabung buat beli baju baru! ahseeek 😀
Allah selalu memberi kesempatan kok, tinggal manusianya aja mau mengambil kesempatan itu atau tidak 🙂
dewi mau pilih yg mana?
oke manis, kabar-kabari lagi yah..
semangat! semoga lancar dgn penampilan barunya ya! #optimis
SukaSuka
grosir perlengkapan haji
April 7th, 2012 pukul 13:28
makasih infonya. salam kenal ya 🙂
SukaSuka
Viska
April 8th, 2012 pukul 11:21
salam kenal juga 😀
SukaSuka
tina
Desember 27th, 2012 pukul 10:53
nice post sis
jilbab itu “kewajiban”, bukan pilihan 🙂
SukaSuka
Viska
Januari 1st, 2013 pukul 22:55
Betul sekali.
Sudah ada aturannya, kita tinggal mengikuti dan menjalankan.
Mudah ya sebenarnya 🙂
SukaSuka
misskabek
November 30th, 2014 pukul 19:09
Ulasannya kakak bag us, apalagi saya sedang dalam fase krisis iman he he he
Saya orangnya selama in visa dibilang nggak mau tahu urusan orang lain, Dan nggak may dengar komentar orang lain ten tang saya. Sudah 8 tahun INI saya menutup aurat saya, alhamdulillah. Dan sekarang duduk dibangku kuliah institut agama disuatu daerah.
Krisis iman saya dimulai karena teman-teman saya yang berkerudung lebar ataupun hijabers yang sedang marak dimana-mana kala ini. Mereka sering mengejek saya yang memakai hijab seadanya (tidak seperti mereka) dengan memakai kemeja ataupun celana jeans.
Sebetulnya batasan hijab itu bagaimana?
Karena dipesantren saya terdahulu, kyai saya tidak pernah mempermasalahkan tata cara berhijab saya begitu pula ke santriwati lainnya.
Apakah hijab ITU fashion yang harus diikuti disetiap masanya?
Karena setiap melihat fashion hijab Dari masa kemasa , yang hits itu menjadi patokan tersendiri dimasa itu.
Apakah saya harus mengikuti kata-kata teman saya yang memerintahkan saya memakai kerudung lebar, gamis panjang, kaus kaki Dan sarung tangan?
Sedangkan dalam suatu keterangan Allah tidal menyukai orang-orang yang memakai Baju berlapis-lapis Dan menyapu tanah?
Gamis sekarang ini dibuat hingga menyentuh tanah Dan berlapis-lapis didalamnya. Apabila dipotong bawahnya akan membuatnya Tampak aneh.
Apabila memakai high-heel a tau widges membuat saya tidak leluasa.
SukaSuka
Viska
Desember 2nd, 2014 pukul 09:16
Salam adik manis,
Untuk batasan hijab, sudah pernah aku posting di sini, coba dibaca yaa..
Kalau mau mengikuti fashion, percaya deh, fashion itu nggak akan ada habisnya. Selalu ada tren terbaru. Kemarin jilbab Fatin, sekarang jilbab Hana, lalu nanti ada lagi yang baru, padahal yang kemarin dibeli aja masih belum rusak. Ibarat handphone, baru beli seri ini, sudah keluar seri terbaru yang lebih canggih. Lha masa tiap keluar seri baru mau ganti hp terus. Jadi yang bener ya mengikuti kata Qur’an dan hadits, dong, bukan fashion atau kata orang 😀 apalagi “kata orang” belum tentu benar. Ulama saja bisa salah. Tapi husnudzan saja, mungkin teman-teman yang mengejekmu itu cuma mau memberitahu tentang hijab tapi caranya yang belum santun.
Syarat hijab sendiri intinya adalah sbb:
| menutup aurat, kecuali wajah dan telapak tangan
| tidak ketat dan membentuk tubuh alias longgar
| tidak tipis (transparan)
| tidak seperti pakaian laki-laki
Hadits yang menyebutkan bahwa Allah tidak menyukai pakaian yang menyapu tanah, khusus untuk lelaki saja dan tidak berlaku untuk perempuan. Begini disebutkan:
Dari Ibnu Umar radhiallahu’anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ مِنْ الْخُيَلَاءِ لَمْ يَنْظُرْ اللَّهُ إِلَيْهِ قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَكَيْفَ تَصْنَعُ النِّسَاءُ بِذُيُولِهِنَّ قَالَ تُرْخِينَهُ شِبْرًا قَالَتْ إِذًا تَنْكَشِفَ أَقْدَامُهُنَّ قَالَ تُرْخِينَهُ ذِرَاعًا لَا تَزِدْنَ عَلَيْهِ
“Barangsiapa yang memanjangkan kainnya karena sombong maka Allah tidak akan melihatnya.” Ummu Salamah bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang harus dilakukan oleh para wanita dengan ujung pakaian mereka?” Beliau menjawab, “Kalian boleh memanjangkannya sejengkal.” Ummu Salamah bertanya lagi, “Jika begitu, maka kaki mereka akan terbuka!” Beliau menjawab, “Kalian boleh menambahkan satu hasta dan jangan lebih.” (HR. At-Tirmizi no. 1731 dan An-Nasai no. 5241)
Artinya, larangan isbal (memanjangkan pakaian) pada wanita adalah jangan lebih dari sejengkal dan sehasta panjangnya.
Hadits ini memperkuat ayat berikut:
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Wahai Nabi! Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” [Al-Ahzaab : 59]
Juga sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam kepada Asma’ binti Abi Bakar.
يَا أَسْمَاءُ، إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيْضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلاَّ هَذَا وَهَذَا.
“Wahai Asma’, sesungguhnya apabila seorang wanita telah haidh (sudah baligh), maka tidak boleh terlihat darinya kecuali ini dan ini.”
Kemudian beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam berisyarat ke wajah dan kedua telapak tangan beliau. [Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 4104), dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha. Lihat takhrij lengkap hadits ini dalam kitab ar-Raddul Mufhim (Hal. 79-102) oleh Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullaah.]
Jadi itulah dasarnya untuk menutup kaki dengan kaus kaki, sepatu, atau pakaian yang panjang. Tapi nggak ada dasarnya untuk memakai sarung tangan, karena disebutkan bahwa boleh diperlihatkan wajah dan telapak tangan. Nah soal telapak tangan ini berbeda arti ya, di Indonesia telapak tangan itu diartikan tapak/bagian bawah tangan saja, padahal dalam bahasa Arab yang disebut “telapak tangan” itu mencakup tapak dan punggung tangan.
Lalu kalau ujung kain kena tanah, kemungkinan terkena najis jadi lebih besar dong? Betul sekali. Tapi ternyata ada hadits yang bunyinya begini:
Dari seorang ibu putra Ibrahim bin Abdurrahman bin ‘Auf bahwa ia pernah bertanya kepada Ummu Salamah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Sesungguhnya aku adalah seorang perempuan yang biasa memanjangkan (ukuran) pakaianku dan (kadang-kadang) aku berjalan di tempat kotor?’ maka Jawab Ummu Salamah, bahwa Nabi pernah bersabda, “Tanah selanjutnya menjadi pembersihnya.” (HR. Ibnu Majah, Imam Malik dan Tirmidzi. Hadits shahih) *maaf teks arabnya belum ketemu*
Tapi berlaku untuk najis kering saja ya, najis basah cukup dibilas air pada bagian yang terkena namis saja. Dan ingat, kotor (karena debu dan tanah, misalnya) tidak berarti najis, tetap boleh untuk sholat.
Demikian ya adik manis, untuk yang lebih lengkap bisa dibaca di sini:
http://muslimah.or.id/fikih/ujung-pakaianku-penyapu-jalanan.html
http://almanhaj.or.id/content/2084/slash/0/engkau-memberinya-pakaian-apabila-engkau-berpakaian/
http://almanhaj.or.id/content/2916/slash/0/mengapa-wanita-harus-berhijab/
Dan masiiih banyak lagi, coba aja googling deh..
Selamat menyempurnakan hijab dan semoga istiqamah, ya adik manis 🙂
SukaSuka